Nama Kampung Gedong Sebab Gedung Landhuis

0
5974
Landhuis Tandjong Oost dulu dan kini

Kampung Gedong adalah nama sebuah kelurahan di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Wilayahnya dibatasi oleh Condet Balekambang, Condet Batuampar dan Kampung Tengah, Kecamatan Kramatjati di sebelah utara, Pejaten Timur dan Tanjung Barat di sebelah Barat, Kelurahan Rambutan di sebelah Timur dan Cijantung di sebelah Selatan.

Sebelum era perang kemerdekaan Kampung Gedong masuk ke dalam wilayah partikulir Condet Balekambang, sebuah kampung yang merupakan bentukan pada masa penjajahan Jepang yang dimulai pada 1942.

Di kampung ini terdapat sebuah bangunan besar peninggalan Belanda. Masyarakat setempat setempat menyebutnya gedong, sebuah landhuis atau rumah tuan tanah sisa peninggalan zaman particuliere landerijen, tanah partikelir perkebunan swasta di Tandjong Oost atau Tanjung Timur.

Nama sebutan Tandjong Oost itu bermula di masa pemerintahan Gubernur Jenderal baron Van Imhoff. Ia secara perlahan-lahan memulai memberi nama perkebunan di selatan Meester Cornelis sepanjang Ciliwung berdasar pembagian wilayah barat dan timur sisi Sungai Ciliwung, seperti Tjibinong West dan Tjibinong Oost maupun Tandjong West dan Tandjong Oost.

Baca Juga:

  1. Dari Cionder Groneveld sampai Condet
  2. Kramatjati Riwayatmu Dulu
  3. Ancol Dahulu Medan Perang

Lokasi tepatnya landhuis Tanjong Oost itu di Kampung Gedong, Pasar Rebo, berdiri di atas lahan yang dulu disebut Tandjong Oost atau Tanjung Timur. Jika dari arah perapatan Pasar Rebo menuju arah Tanjung Barat sebelum jembatan, posisinya di sebelah kiri tertutup oleh bangunan perumahan kepolisian.

Dari gedung landhuis itu sampai tempat yang sekarang menjadi perempatan Pasar Rebo, Jalan Raya Bogor, terbentang jalan yang dahulu kanan kirinya ditanam pohon asem (Tamarindus indica), menambah keasrian pemandangan sekitarnya.

Dari landhuis atau rumah tuan tanah yang ada di daerah Kramatjati dan sekitarnya mungkin hanya Landhuis ini yang memiliki banyak penamaan, mulai dari Rumah Pangeran Papak, Landhuis Tandjong Oost, Landhuis Groeneveld, Gedong Tinggi, Gedong Kongsi, dan Gedong Ki Dekle’. Semua penamaan itu masih terekam kuat dalam ingatan masyarakat, terutama nama Gedong (Gedong Tinggi dan  Gedong Kongsi) dan Ki Dekle.

Lahan dan landhuis Tandjong Oost selama berdiri tercatat telah dimiliki atau dikelola sedikitnya oleh tujuh belas pemilik, antara lain dua belas dikelola oleh orang atau intansi Belanda, yaitu Pieter Van Den Velde (1714-1759), Adriaan Jubbels (1700-1763), Jacobus Johannes Craan (1728-1780), Catharina Johanna Margaritha Craan (1754-1792) dan Willem Vincent Helvetius Van Riemsdijk (1752-1818), Daniel Cornelius Helvetius Van Riemsdijk (1783-1860), Dina Cornelia Helvetius Van Riemsdijk (1807-1877), Michiel Ament (1721-1806), Daniel Cornelis Ament (1827-1903), Eduard Corneille Collet Ament (1856-1935), Daniel Cornelis Ament (1886-1936), Sonia Renee Ament (1891-1951).

Lantas pada masa Jepang dikuasai GUNSEIKANBU atau Pemerintahan Militer Jepang (1942-1945) dan kemudian setelah itu jatuh ke tangan Tentara Keamanan Rakyat (1945-1948). Kemudian pada masa revolusi diambil alih Nederland Indische Civil Administratie atau NICA (1948-1950).

Sekembali ibukota dari Yogyakarta landhuis Tanjong Oost dikuasai H. Sarmili (1950-1962). Pada masa Demokrasi Terpimpin diambil alih POLRI (1962-1985). Sampai akhirnya setelah kebakaran besar pada 1985 yang menghanguskan sebagian besar bangunannya diserahkan kepada Pemerintah DKI JAKARTA.

Gedong dengan arsitektur yang begitu indah yang dulu dimiliki oleh beberapa keluarga Eropa terkemuka itu kini hanya tinggal puing-puingnya saja, berada di dalam satu wilayah dengan perumahan Ksatrian Polri.


Lebih jauh lihat buku:

Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapak, dan Shopee.

Folklor Betawi: Kebudayaan dan Kehidupan Orang Betawi karya Abdul Chaer yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Batavia Abad Awal Abad XX karya Clockener Brousson yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Dongeng Betawi Tempo Doeloe karya Abdul Chaer yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Cerita dari Gedung Arca karya Wahyono Martowikrido yang bisa didapatkan diTokopediaBukaLapak, dan Shopee.

400 Tahun Sejarah Jakarta karya Susan Blackburn yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapakdan Shopee.

Wilayah Kekerasan di Jakarta karya Jerome Tadie yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Batavia Kala Malam: Polisi, Bandit dan Senjata Api karya Margreeth van Till yang bisa didapatkan di Tokopedia dan Shopee.

Jakarta 1950-1970an karya Firman Lubis yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapak, dan Shopee atau telpon ke 081385430505

Buku terkait dengan artikel.

LEAVE A REPLY