Gerakan Sawito Minta Mundur Presiden

0
2768
Sawito Kartowibowo divonis hukuman dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta

Salahsatu peristiwa menarik yang terjadi di pertengahan 1970-an adalah yang dikenal sebagai kasus Sawito. Kasus ini sangat unik tetapi juga cukup “aneh”, yaitu suatu kasus yang oleh aparat keamanan dituduh sebagai gerakan subversif untuk mengganti presiden dari Soeharto ke tangan bekas wakil presiden Mohamad Hatta.

Gerakan ini dimotori oleh seseorang yang bernama Sawito, seorang pegawai negeri pemerintah dari Departemen Pertanian yang juga seorang penganut ajaran kebatinan atau paranormal.

Ceritanya secara ringkas begini. Dengan dibantu oleh rekannya, yaitu Singgih dan Soedjono, Sawito mengorganisir beberapa pertemuan informal, semacam acara kumpul-kumpul sambil membicarakan mengenai keadaan negara.

Baca Juga:

  1. Sejarah Munculnya Golput
  2. Hari-Hari Terakhir Soeharto
  3. Asal Mula Batavia

Pertemuan-pertemuan ini ternyata juga dihadiri oleh beberapa orang terkemuka seperti Mohamad Hatta, T.B. Simatupang, Hamka, Kardinal Yustinus Darmoyuwono, dan Ishak Djuarsa. Entah mengapa para tokoh ini mau hadir dalam paguyuban yang dimotori oleh Sawito ini. Pertemuan diadakan antara lain untuk merayakan hari ulang tahun Hatta yang ke-72 pada 1974.

Dalam berbagai pembicaraan di antara mereka, dibahas antara lain keadaan negara yang menurut mereka semakin rusak dan mengenai maraknya korupsi yang terjadi. Sehingga akhirnya pertemuan ini sepakat untuk meminta agar Presiden Soeharto mundur secara damai dan menyerahkan kekuasaan kepada Hatta untuk sementara.

Kesimpulan ini diambil antara lain karena katanya Sawito mendapat semacam wahyu setelah bersemedi dan melihat sinar biru yang bergerak dari langit memasuki tubuhnya. Kejadian ini katanya merupakan tanda bahwa Sawito akan menjadi pemimpin Indonesia. Beberapa surat pernyataan dibuat oleh gerakan Sawito yang berjudul “Menuju Indonesia yang adil”, “Himbauan untuk memaafkan Soekarno”, dan “Jalan menuju keselamatan”.

Surat-surat terbuka ini dibuat 17 Juli 1976 dan mendapatkan tandatangan dari beberapa tokoh penting agama termasuk Hatta sendiri. Kegiatan ini semua akhirnya membuat Sawito ditahan aparat keamanan pada 14 September 1976. Dia kemudian diadili dan dijatuhi hukuman penjara selama delapan tahun.

Gerakan ini pun kemudian mati dengan sendirinya. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan Sawito kemudian, namanya hilang begitu saja sesudah itu. Saya hanya berpikir, entah bagaimana ceritanya kalau saja Sawito dengan “ilmu kebatinannya” berhasil meyakinkan Soeharto untuk mundur pada pertengahan 1970-an itu, mungkin jalan sejarah Indonesia akan berbeda.


Dikutip dengan seizin penerbit Masup Jakarta dari buku Firman Lubis, Jakarta 1950-1970, hlm. 391. Bukunya tersedia di TokopediaBukaLapak, dan Shopee atau www.komunitasbambu.id serta kontak langsung ke WA 081385430505

Lebih jauh baca:

400 Tahun Sejarah Jakarta karya Susan Blackburn yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapakdan Shopee.

Wilayah Kekerasan di Jakarta karya Jerome Tadie yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Profil Etnik Jakarta karya Lance Castles yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Batavia Abad Awal Abad XX karya Clockener Brousson yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Jakarta Punya Cara karya Zeffry Alaktiri yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Betawi Tempo Doeloe karya Abdul Chaer yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapakdan Shopee.

Batavia Kala Malam: Polisi, Bandit dan Senjata Api karya Margreeth van Till yang bisa didapatkan di Tokopedia dan Shopee.

Dongeng Betawi Tempo Doeloe karya Abdul Chaer yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee atau telpon ke 081385430505

Buku terkait dengan artikel.

LEAVE A REPLY