Jasa Kuli Sindang Cirebon di Kanal Batavia

0
2820
Kuli Galian Kanal di Batavia Lanschapen Batavia

Tahun 1648 ketua komunitas masyarakat Cina di Batavia atau Kapitein Der Chinezen (Kapiten Cina)  Phoa Bing Am (1615-1665) membangun Kanal Molenvliet, sebuah kanal awal yang dibangun atas saran Jan Pieterszoon Coen sebagai langkah agar daerah menanggulangi banjir di sekitar daerah Kota Tua Batavia dengan cara mengeringkannya melalui kanal-kanal buatan (Kesusastraan Melayu Tionghoa, Jilid 10).

Untuk membiayai pekerjaan itu Kapitein Phoa Bing Am berupaya menggalang dana dari Kong Koan atau kamar dagang Tionghoa, disamping itu juga ia mengumpulkan dana dari hasil swadaya masyarakat Cina di Batavia.

Baca Juga:

  1. Mengenang Landhuis Pondok Gede
  2. Kramatjati Riwayatmu Dulu
  3. Kampung Melayu Tanah Wan Abdul Bagus

Rencana pembangunan kanal Molenvliet dimulai dari perempatan Harmoni hingga ke Gang Ketapang di Jalan Alaydrus sekarang, diharapkan selain mencegah banjir juga nantinya kanal-kanal yang dibangun ini dapat membantu mengembangkan usaha pertanian di wilayah selatan. Pengembangan yang dapat mempengaruhi usaha dagang orang-orang Cina di Batavia yang mayoritas menggunakan kanal-kanal sebagai jalur transportasi.

Banjir saat itu menjadi momok menakutkan bagi pemerintah kolonial di Batavia, bukan saja menggenangkan kota tetapi juga ancaman penyakit rawa yang ditimbulkan nyamuk malaria.

Kapitein Phoa Bing Am dalam pembangunan proyek yang terbilang fenomenal saat itu ia banyak melibatkan tenaga kuli pribumi setempat yang banyak didatangkan dari Ommelanden, namun para kuli dari sekitar Ommelanden dianggap tidak mampu menghadapi kendala yang dihadapi dalam pembangunan kanal.

Berbagai macam kendala dialami dalam pembangunan kanal yang di sisi kanan kirinya banyak berdiri penggilingan gula itu. Musim penghujan menjadi kendala terbesar karena para kuli galian harus bekerja ekstra keras mengangkut endapan lumpur yang dibawa dari wilayah selatan, membuat pekerjaan penggalian memakan waktu lama.

Sampai saat Sultan Cirebon mengirim tenaga kuli galian atas permintaan pemerintah kolonial, hal ini dikarenakan pemerintah kolonial di Batavia melihat latar belakang kemampuan kuli galian dari Cirebon yang dinilai bekerja sangat baik sewaktu penggalian Kanal Buiten De Boom atau Kanal Luar Batang.

Sultan Cirebon yang waktu itu dijabat oleh Pangeran Agung atau Panembahan Ratu mengirimkan tenaga kuli galian tanah sebanyak 210 orang, di antaranya  200 kuli dari Sindang, tujuh dari Gebang dan tiga dari Indramayu untuk menggarap Kanal Molenvliet.

Dengan cekatan kuli-kuli yang memiliki kemampuan khusus itu mengatasi kendala endapan lumpur pembangunan kanal. Proyek penggalian Kanal Molenvliet dengan lebar 15m dan panjang 3km itupun berhasil mereka selesaikan dalam kurun waktu kurang dari setahun.

Keberhasilan yang kedua kalinya itu membuat kuli-kuli dari Cirebon yang mayoritas berasal dari Kampung Sindang mendapat pengakuan dari pemerintah kolonial Belanda di Batavia, atas keberhasilan setiap pekerjaan yang diemban. Kuli Kampung Sindang menjadi pilihan utama dalam setiap pembangunan kanal dan pekerjaan yang terkait dengan gali menggali tanah.

Selanjutnya kuli-kuli dari Sindang selalu dilibatkan dalam setiap proyek penggalian kanal, membuat kali codetan atau pekerjaan lain terkait dengan urusan gali menggali tanah di Batavia. Termasuk ketika pembangunan kanal yang menghubungkan wilayah Pejambon dan Harmoni  sebagai upaya mengatasi kekeringan di kanal-kanal yang telah dibangun di wilayah Kota ketika musim kemarau tiba.

Keberhasilan demi keberhasilan yang dicapai dalam setiap pembangunan di Kota Batavia, pemerintah kolonial Kota Batavia memberi predikat dan julukan dengan sebutan Modder Javanen atau secara harfiah orang Jawa berlumpur, yang dalam pengertian luasnya ahli dalam hal urusan terkait gali menggali tanah dan lumpur, suatu keahlian khusus yang terus diwariskan selama berabad-abad hingga sampai saat ini.


Lebih jauh baca buku:

400 Tahun Sejarah Jakarta karya Susan Blackburn yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapak, dan Shopee.

Batavia Abad Awal Abad XX karya Clockener Brousson yang bisa didapatkan di Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.

Betawi Tempo Doeloe karya Abdul Chaer  yang bisa didapatkan di Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.

Batavia Kala Malam: Polisi, Bandit dan Senjata Api karya Margreeth van Till yang bisa didapatkan di Tokopedia dan Shopee.

Jakarta 1950-1970-an karya Firman Lubis yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapak, dan Shopee  atau telpon ke 081385430505.

Buku-Buku terkait dengan artikel.

 

LEAVE A REPLY