Pengalaman Berburu Soto dan Sop di Jakarta

0
2713
Sop kaki dan urat sapi Betawi "Setia" yang segera saja habis begitu buka warung di Jl. KH Mas Mansyur saat jam makan siang tiba.

Di lima wilayah Jakarta, terdapat berbagai tempat makan yang khas dan terkenal. Bagi yang senang makan tentu mengetahui lokasi tempat makanan yang enak. Sewaktu belum berkeluarga, saya dan beberapa teman kampus atau teman rumah bisa disebut sebagai pemburu makanan.

Terlebih lagi kakak lelaki saya yang bekerja di bagian Pariwisata DKI Jakarta, ia lebih banyak tahu tentang berbagai makanan yang enak di berbagai pelosok Jakarta. Dulu, indikasi makanan kaki lima di Jakarta yang enak dan murah dapat diperhatikan dari banyaknya supir taksi yang makan di situ. Dulu supir taksi punya level lebih tinggi daripada supir bus sehingga kalau mencari tempat makan juga tidak sembarangan. Apalagi dulu supir taksi kebanyakan dari Sumatra yang mempunyai kebiasan selera makan tinggi.

Tempat tinggal saya terletak dekat Petojo-Roxi yang sejak dulu terkenal dengan aneka makanan, dari mulai pagi sampai tengah malam. Menjelang sore tenda-tenda dipasang di jalan Biak dan digelar berbagai jenis makanan dan minuman. Model tenda seperti itu juga sudah tumbuh di Jalan Pecenongan, Mangga Besar, Krekot Raya, Senen dan pinggiran Jalan Kramat Raya.

Baca Juga:

  1. Timun Suri
  2. Bir di Jawa
  3. Sejarah Roti di Jakarta

Dulu, sebelum banyak orang yang menjual Soto Betawi, di belakang Roxi ada penjual soto Betawi yang enak. Pada mulanya dijual dengan dipikul, setelah itu mereka (anak beranak) berjualan mangkal di belakang Roxi. Sampai saya kuliah, keluarga Betawi-Sunda itu masih tetap berjualan soto, dari pagi sampai siang saja. Selain itu, ada juga Soto Madura Ngatijo yang juga di Roxi yang hanya buka pagi dan siang saja.

Sekarang soto Betawi sudah tersebar di mana-mana. Soto Betawi yang bisa dikatakan enak adalah Soto Betawi Ma`ruf yang juga termasuk lama dan sekarang ada di Kompleks TIM. Selain itu ada juga di Jalan Padang, Manggarai, Pondok Pinang, beberapa tempat di sekitar Pasar Tanah Abang, dekat terminal Kampung Melayu, dan Salemba Bluntas. Kalau di Tanah Abang, lebih banyak yang menjual soto kaki sapi (kikil), seperti di Bogor. Memang kebanyakan pedagangnya berasal dari Bogor.

Dulu, saya termasuk penggemar soto Betawi. Saya akan cari tukang jualan soto Betawi ke berbagai pelosok Jakarta. Sekarang mengingat tingkat kolesterol saya sudah meningkat, maka meskipun tukang Soto Betawi ada di depan mata sekalipun tidak bakalan tergoda. Sudah menjadi tradisi, kalau Soto Betawi umumnya dijual hanya pada waktu siang saja. Sedangkan Sop Kambing bisa dijual kapan pun, tetapi  lebih banyak dijual pada waktu malam. Penjual Sop Kambing yang terkenal di Jakarta adalah di Jalan Kendal. Sop Kambing Jalan Kendal ini dijual dari siang sampai sore. Orang-orang tinggal pilih, sesuai selera, tenda mana yang ia suka.

Di daerah Kebon Jeru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, ada penjual sop kambing bening tanpa santen dengan sate yang empuk. Penjualnya adalah orang Betawi-Sunda dikenal dengan nama Bang Jum. Ia berjualan pada sore hari, baru buka saja orang yang beli sudah ngantri dan terkenal sampe ke Jatinegara. Setelah ia meninggal sekitar awal 1980-an, digantikan oleh anak-anaknya, tetapi kemudian tutup. Selain itu ada juga penjual soto daging sapi bening di daerah Dukuh Atas dan di daearah Kemang yang sampai sekarang masih bertahan. Mereka berjualan pada siang hari saja.

Kalau bicara tentang soto, perlu disinggung juga soto padang Mangkuto. Mangkalnya di depan sekolah Kristen di Pintu Air (sekarang jadi sekolah Penabur), setelah itu sampai sekarang pindah ke ruko di depannya. Di Tanah Tinggi ada tukang jualan soto tangkar yang enak. Terkenal sejak dulu, letaknya di perempatan di pelataran warung Cina lama.

Ciri khasnya adalah dandangnya dipanaskan masih dengan kayu bakar. Hingga kalau makan di situ bisa terkena asepnya. Selain soto Padang ada sate Padang yang terkenal adalah sate Padang Mak Ajat yang dulu di Roxi kemudian pindah ke Jalan Gunung Sahari. Ada juga sate Padang Pariaman yang mangkal di Kramat di seberang Jalan Sentiong atau beberapa gerobak sate Padang yang berjualan di Pasar Mayestik pada malam hari.

Kalau malam hari kami dapat memilih makan di sepanjang Jalan Biak. Yang paling banyak dijajakan di sana adalah Sop Kaki Kambing, di antaranya yang terkenal adalah Sudi Mampir (kalau tidak sudi…, ya jangan mampir).


Dikutip dari buku Pasar Gambir, Komik Cina dan Es Shanghai karya Zeffry Alkatiri halaman 106-108 yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapak, dan Shopee.

Lebih jauh baca buku:

Mustikarasa: Resep Masakan Indonesia Warisan Sukarno yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapak, dan Shopee .

Dongeng Betawi Tempo Doeloe karya Abdul Chaer yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

400 Tahun Sejarah Jakarta karya Susan Blackburn yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapakdan Shopee.

Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta karya Robert Cribb yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee

Jakarta 1950-1970an karya Firman Lubis yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapak, dan Shopee atau telpon ke 081385430505

Buku-Buku terkait dengan artikel.

 

LEAVE A REPLY