Kwitang dari Kata Gnuidang

0
6369
Kwitang 1895-1908 - KITLV

Kwitang adalah nama kampung di Jakarta Pusat, berdasar peraturan-peraturan untuk kepala-kepala lingkungan Eropa (Europeesche Wijkmeester), Batavia merupakan wijk (kampung) ke 13 dari 25 wijk di bawah Afdeling Batavia, District Weltevreden, Onderdistrict Senen. Selain masyarakat pribumi Betawi, di kampung ini juga tinggal etnis Tionghoa, Arab dan Eropah.

Beberapa nama Wijkmeester atau Bek (Kepala Kampung) Kwitang sejak tahun 1885 antara lain: Wijkmeester Pribumi: Armat, (1885), Dja’aman Adam (1885-1889), Wijkmeester Cina: Tjio Eng Ho (1886), Tan Tang Hoat (1888), Tan Siok Jo (1890), Wijkmeester Eropa: S.W. Baintz (1886), J. Ar. Dasseer (1886), Toean Subbels (1888).

Pada tahun 1948, berdasar Undang-undang No. 22 tahun 1948, Kampung Kwitang merupakan kelurahan yang masuk ke dalam Kecamatan Senen, hingga muncul Surat Keputusan Gubernur Daerah Chusus Ibu Kota Djakarta No. Ib 3/I/I/66, tanggal 12 Agustus tahun 1966. Dengan batas-batas kelurahannya antara lain: utara Jalan Prapatan, timur Jalan Kramat, Selatan Jalan Matraman dan Barat dengan Kali Ciliwung.

Baca Juga:

  1. Kampung Lagoa Bukan dari Nama Orang
  2. Kramatjati Riwayatmu Dulu
  3. Nama Kampung Gedong Sebab Gedung Landhuis

Dalam riwayat dan beberapa tuturan lisan ada dua versi tentang asal mula nama Kampung Kwitang. Versi pertama menyatakan Kwitang berasal dari Kwik Tang Kiam, nama seorang tuan tanah berdarah Tionghoa. Kwik Tang Kiam menguasai hampir seluruh wilayah kampung Kwitang pada saat itu, hingga masyarakat Betawi menyebutnya kampung si Kwik Tang, yang akhirnya lama kelamaan sebutan kampung si Kwik Tang menjadi Kampung Kwitang.

Versi kedua, nama Kwitang berasal dari nama seorang tabib yang juga pendekar kuntao, Kwe Tang Kiam. Masyarakat menyebutnya Kampung Kwe Tang hingga lama-kelamaan menjadi Kwitang.

Dua versi di atas hanyalah mitos yang tidak berdasar. Menurut Budayawan peranakan Tionghoa-Betawi, David Kwa, mitos tentang nama Kwitang dari seorang tuan tanah bermarga Kwik di daerah Jawa bagian barat termasuk Jakarta tidak masuk akal, karena marga atau she/sne Kwik adalah sebutan marga yang umumnya bagi orang-orang Tionghoa yang tinggal di Jawa bagian timur. Di Jawa bagian barat marga ini umumnya disebut dengan marga Kwee.

Nama Kwee Tang Kiam sebagai tabib dan pendekar kuntao juga hanya tuturan lisan. Sosoknya masih absurd bila dibandingkan dengan Tjung Tang Kiam, pedagang tembakau keliling yang biasa dipanggil Mpek Tang Kiam atau Mpek Ketjil.

Tjung Tang Kiam (marga Tjung) adalah tokoh yang oleh sebagian tuturan lisan disebut sinshe Kwee Tang Kiam. Tjung Tang Kiam adalah pembantu sekaligus murid Kam Siok, seorang pendekar kuntao asal Hokkian, Tiongkok Selatan, yang datang ke Batavia pada tahun 1840.  Ia menjadi pedagang kain yang berdomisili di sekitar daerah Senen.

Tjung Tang Kiam yang tinggal di Kali Lio, Senen, dikenal sebagai orang yang gemar menghisap candu (opiumzuiger). Candu di masa lalu adalah produk yang legal, dan pada tradisi yang dilakukan oleh guru-guru kuntao, candu dapat dijadikan sebagai bagian dari metode rileksasi pendekar kuntao. Karena seringnya Tjung Tang Kiam menghisap candu tubuhnya menjadi kurus dan kecil. Karena kurus, ia dipanggil Mpek Ketjil.

Sejatinya nama Kwitang muncul dari komunitas orang Hokkian dari Tiongkok Selatan yang dulu menjadi penduduk mayoritas di kampung itu. Sekali lagi mengutip David Kwa bahwa nama Kwitang berasal dari frasa Gnuidang (baca: Kwitang), yaitu nama propinsi Guangdong (baca: Kwangtung) dalam lafal Hokkian logat Ciangciu, sedangkan dalam lafal Hokkian logat Amoi atau Emui adalah Gngdang.


Lebih jauh baca:

Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapak, dan Shopee.

Wilayah Kekerasan di Jakarta karya Jerome Tadie yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Folklor Betawi: Kebudayaan dan Kehidupan Orang Betawi karya Abdul Chaer yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Jakarta Punya Cara karya Zeffry Alaktiri yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Batavia Abad Awal Abad XX karya Clockener Brousson yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

Dongeng Betawi Tempo Doeloe karya Abdul Chaer yang bisa didapatkan di TokopediaBukalapak, dan Shopee.

400 Tahun Sejarah Jakarta karya Susan Blackburn yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapakdan Shopee.

Jakarta 1950-1970an karya Firman Lubis yang bisa didapatkan di TokopediaBukaLapak, dan Shopee atau telpon ke 081385430505

Buku terkait dengan artikel.

LEAVE A REPLY